Thursday, April 9, 2015

Laporan Praktikum Geologi struktur Batuan Beku



I. PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan bersarkan susunan mineraloginya. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku. Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.



Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku. Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana klasifikasi batuan beku, maka dilakukan praktikum mengenai batuan beku. Dalam ilmu geologi, batuan beku dapat dijadikan petunjuk interior bumi. Xenolith yang ultramafik mengindikasikan komposisi lokasi mantel atas, yang berarti ultramafik.

Absennya granit di kerak samudra menunjukan magma yang dibentuk tidak granitik. Dan di kerak benua hanya ada granit dan riolit, tetapi basaltic sering juga ditemukan pada kerak benua dan kerak samudra, hal ini berarti basaltic menyangga kedua lempeng kerak tersebut.



1.2. Tujuan



Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan nama batuan yang diamati dengan menerapkan system identifikasi batuan.

2. Menentukan sifat- sifat batuan dari segi warna, tekstur dan komposisi mineralnya.

3. Mengetahui proses pembentukan batuan beku.


II.TINJAUAN PUSTAKA




Pengertian batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku dalam bahasa latin dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api. Batuan beku insteusif atau instrusi atau plutonik adalah batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton. Nama Pluto diambil dari nama Dewa Romawi dunia bawah tanah. Batuan dari jenis ini juga disebut sebagai batuan beku plutonik atau batuan beku intrusif. Sedangkan batuan belu ekstrusif adalah batuan beku yang terjadi karena keluarnya magma ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan.Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari proses-proses berikut ini ; penurunan tekanan, kenaikan temperatur, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar batuan beku tersebut terbentuk di bawah permukaan kerak bumi (Anonymous, 2013).



Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relative besar . Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorit, dan granit yang menopang kedua lempeng kerak tersebut. Daerah andesit merupakan campuran keduanya, (Suharno, 2010).



Adapun klasifikasi batuan berdasarkan komposisi kimia.Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral.Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatan pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan kimia oksida (Setiagraha,1987).


III. METODE PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

a. Sampel beberapa batuan

Gambar 3.1. Sampel beberapa batuan



b. Lembar kerja


No.

No. Peraga

Tekstur

Struktur

dll


BAB IVHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
No
No. Peraga
Tekstur
Struktur
Skala Mosh
Warna
Kandungan Silika
Tipe Batuan
Jenis Batuan
Nama Batuan
1
B-4
Granural Feneritik
Masif
2,5-3
terang
70-80%
Felsik
Plutonik
Granit
2
B-8
Granural Feneritik
Masif
> 3
Gelap
45-54%
Ultramafik
Lava
Basal
3
B-1
Granural Feneritik
Masif
> 3
Gelap
45-54%
Ultramafik
Plutonik
Gabro
4
B-6
Granural Feneritik
Fesikuler
2,5-3
Gelap
45-54%
Mafik
Pluatonik
Gabro
5
B-9
Granural Feneritik
Masif
2,5-3
Agak gelap
54-62%
Mafik
Plutonik
Diorite
6
B-7
Granural Feneritik
Masif
>3
Agak terang
62-70%
Intermediet
Lava
Dasit
7
B-2
Granural Feneritik
Masif
>3
Agak gelap
54-62%
Mafik
Plutonik
Diorite
8
B-11
Afanitik
Masif
>3
Terang
70-80%
Felsik
Lava
Riolit


9
B-13
Granural Feneritik
Masif
2,5-3
Agak gelap
54-62%
Mafik
Plutonik
Diorite
10
B-10
Afanitik
Masif
< 2,5
Terang
70-80%
Felsik
Lava
Riolit


Tabel 4.1 Hasil Pengamatan




B. Pembahasan

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif.

Sifat- sifat batuan yang dapat dilihat dari segi teksturnya adalah sebagai berikut :

1. Glass yaitu tidak memiliki kristal dan tidak memiliki butir sama sekali.

2. Afanitik yaitu butir kecil yang dapat dilihat dalam mikroskop (sangat halus).

3. Feneritik yaitu butir yang sangat besar dapat dilihat dengan kasat mata .

4. Forfiritik yaitu memiliki dua jenis butiran yang mendominasi batuan tersebut.

5. Piroklastik yaitu berasal dari letusan secara ekslusif berupa debu, pasir, kerikil.



Sifat- sifat batuan yang dapat dilihat dari segi strukturnya adalah sebagai berikut :

1. Bantal yaitu magma keluar dan membeku didalam air.

2. Vesikuler yaitu berlubang, memiliki jejak gas dan pola berlubang teratur.

3. Amgdeloit yaitu lubang telah terisi minerall lain, seperti silika karbonat.

4. Masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memilikin fragmen.

5. Xenolitis yaitu terlihat ada fragmen atau retakan.



Adapun jenis – jenis batuan beku adalah sebagai berikut :

1. Lava yaitu materialnya berasal dari magma vulkanik yang berada diperut bumi.

2. Pluatonik yaitu batuan beku yang membeku di dalam bumi yang memiliki

Kristal- kristal besar dan terbentuk secara perlahan- lahan.

3. Piroklastik yaitu batuan beku yang berasal dari letusan gunung api yang

terlempar ke udara kemudian jatuh dan membeku dipermukaan bumi.

Berikut ini adalah contoh-contoh batuan beku hasil pengamatan:


Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Granit, yang di lihat dari segi teksturnya Granural Feneritik yaitu butir kecil yang dapat di lihat dengan kasat mata, dengan kata lain kadar butirannya banyak, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen. Berwarna terang, memiliki kandungan silika sebanyak 70-80%,memiliki skala mosh 2,5-3 artinya tidak rusak dengan kuku tetapi rusak dengan kaca, tipe batuannya Felsik dan jenis batuan tersebut Plutonik, yaitu terjadi secara intrusif dan terbentuk secara perlahan serta memiliki kristal– kristal yang lumayan besar dan dapat dilihat dengan kasat mata.




Gambar 4.2. Batuan Basa

Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Basal, yang di lihat dari segi teksturnya Granural Feneritik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui kasat mata, dengan kata lain kadar butirannya banyak, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen. Berwarna gelap, memiliki kandungan silika sebanyak 45-54%, memiliki skala mosh lebih dari 3 artinya tidak akan rusak jika dengan kuku ataupun kaca , memiliki tipe batuan Ultramafik dan jenis batuan tersebut lava,

yaitu berasal dari magma vulkanik.




Gambar 4.3. Batuan Gabro


Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Gabro, yang di lihat dari segi teksturnya Granural feneritik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui mata, dengan kata lain kadar butirannya banyak, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen. Berwarna gelap, memiliki kandungan silika sebanyak 45-54%, memiliki skala mosh lebih dari 3 seperti batuan basal di atas, tipe batuannya Ultramafik dan jenis batuan tersebut plutonik, yaitu terjadi secara intrusif dan terbentuk secara perlahan serta memiliki kristal– kristal yang lumayan besar dan dapat dilihat dengan kasat mata.






Gambar 4.4. Batuan Gabro

Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Gabro, yang di lihat dari segi teksturnya Granural feneritik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui mata, dengan kata lain kadar butirannya banyak, berstruktur vesikuler yaitu ada jejak gas. Berwarna gelap, memiliki kandungan silika sebanyak 45-54%, memiliki skala mosh lebih dari 3 artinya batuan tersebut akan rusak jika dengan kaca , tipe batuannya Mafik dan jenis batuan tersebut plutonik, yaitu terjadi secara intrusif dan terbentuk secara perlahan serta memiliki kristal– kristal yang lumayan besar dan dapat dilihat dengan kasat mata.






Gambar 4.5. Batuan Diorit
Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Diorite, yang di lihat dari segi teksturnya Granural feneritik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui mata, dengan kata lain kadar butirannya banyak, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen. Berwarna agak gelap, memiliki kandungan silika sebanyak 54-62%, memiliki skala mosh diantara 2,5-3 skala ini artinya batuan itu bisa rusak jika terkena kaca tapi tidak rusak jika dengan kuku, memiliki tipe batuannya Mafik dan jenis batuan tersebut Pluatonik, yaitu terjadi secara intrusif dan terbentuk secara perlahan serta memiliki kristal– kristal yang lumayan besar dan dapat dilihat dengan kasat mata.




Gambar 4.6. Batuan Dasit


Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar

batuan di atas adalah Batuan Dasit, yang di lihat dari segi teksturnya Granural feneritik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui mata, dengan kata lain kadar butirannya banyak, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen. Berwarna agak terang, memiliki kandungan silika sebanyak 62-70%, memiliki skala mosh lebih dari 3 skala ini artinya batuan itu tidak rusak walaupun terkena kaca dan kuku, memiliki tipe batuannya intermediet dan jenis batuan tersebut Lava, yaitu berasal dari magma vulkanik.




Gambar 4.7. Batuan Diorite



Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Diorite, yang di lihat dari segi teksturnya Granural feneritik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui mata, dengan kata lain kadar butirannya banyak, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen. Berwarna agak gelap, memiliki kandungan silika sebanyak 54-62%, memiliki skala mosh lebih dari 3 skala ini artinya batuan itu tidak rusak walaupun dengan kaca dan kuku, memiliki tipe batuannya mafik dan jenis batuan tersebut Pluatonik, yaitu terjadi secara intrusif dan terbentuk secara perlahan serta memiliki kristal– kristal yang lumayan besar dan dapat dilihat dengan kasat mata.
 
Gambar 4.8. Batuan Riolit

 Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Riolit, yang di lihat dari segi teksturnya Afanitik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui mikroskop, dengan kata lain kadar butirannya sangat sedikit, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen.Berwarna terang, memiliki kandungan silika sebanyak 70-80%, memiliki skala mosh lebih dari 3 skala ini artinya batuan itu tidak rusak walaupun terkena kaca dan kuku, memiliki tipe batuannya felsik dan jenis batuan tersebut Lava, yaitu berasal dari magma vulkanik.
 
Gambar 4.9. Batuan Diorite

 Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Diorite, yang di lihat dari segi teksturnya Granural feneritik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui mata, dengan kata lain kadar butirannya banyak, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen. Berwarna agak gelap, memiliki kandungan silika sebanyak 54-62%, memiliki skala mosh diantara 2,5-3skala ini artinya batuan itu rusak jika terkena kaca tetapi tidak rusak jika terkena kuku,memiliki tipe batuannya mafik dan jenis

batuan tersebut Pluatonik, yaitu terjadi secara intrusif dan terbentuk secara perlahan serta memiliki kristal– kristal yang lumayan besar dan dapat dilihat dengan kasat mata.
 
Gambar 4.10. Batuan Riolit



Praktikan diberikan batuan seperti gambar di atas. Setelah di identifikasi, gambar batuan di atas adalah Batuan Riolit, yang di lihat dari segi teksturnya Afanitik yaitu butir kecil yang dapat di lihat melalui mikroskop, dengan kata lain kadar butirannya sangat sedikit, berstruktur masif yaitu tidak ada jejak gas dan tidak memiliki fragmen.Berwarna terang, memiliki kandungan silika sebanyak 70-80%, memiliki skala mosh kurang dari 2,5 skala ini artinya batuan itu rusak terkena kuku, memiliki tipe batuannya felsik dan jenis batuan tersebut Lava, yaitu berasal dari magma vulkanik.



DAFTAR PUSTAKA


Anonymous.2013.http:// batuabeku/makalah-batuan-beku/. Di akses pada tanggal  25 November 2013 pukul 21.20 WIB

Brinker.1986.Geologi Dasar.Erlangga:Jakarta

Setiagraha,Doddy.1987.Batuan dan Mineral.Nova:Bandung

Suharno.2010 .Geologi Dasar.Universitas Lampung:Bandar Lampung

Wahyu. 2009.Batuan Beku.Erlangga:Jakarta






































Tabel 3.1. Lembar kerja



c.




Alat tulis

Gambar 3.2. Alat tulis





d. Kamera



Gambar 3.3. Kamera





3.2 Langkah Kerja



Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. Mengambil beberapa sample batuan beku dan mengamati batuan tersebut. Pengamatan meliputi warna, tekstur, komposisi mineral dan lain – lain.

b. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja yang ada pada lampiran.




No comments:

Post a Comment